Senin, 04 Februari 2013

keyakinan

Diposting oleh @SWASTIKABI di 19.05
Saya tadi pagi dapat wangsit dari GustiAllah, yang bunyinya "... Tika alangkah lebih baik'nya, kamu bergegas kedepan komputer, menyalakan'nya, dan update ke jejaring sosial-mu tentang keyakinan" ... Saya kemudian bergegas dengan semangat 69, menyalakan komputer, dan alangkah lebih baik'nya saya membuka blog saya dari pada membuka siburung biru dan tembok ratapan itu..

Disini saya ingin menceritakan segala unek-unek saya tentang sesuatu yang di suci-kan, bukan maksut mau ngebuat berita sara, karena saya juga nggak kenal sara itu siapa, dan bukan maksut mau ngebuat kalian jadi kafir, karena pada dasarnya kafir ataupun sara saya sama-sama nggak kenal mereka.

Agama..
Kata orang-orang, Agama adalah patokan hidup atau pegangan hidup yang hukumnya wajib, di Indonesia misalnya kaya akan beragam agama, mulai dari Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik. Tapi kalian tahu, agama mana yang paling baik dari segala agama? saya sudah memprediksi jawaban kalian, kalau ada pertanyaan seperti itu, jawaban kalian tak lain, dan tak bukan "AGAMA PALING BAIK, YA AGAMA SAYA!" , saya hanya bisa tertawa mendengar dan melihat jawaban tolol semacam itu, kalian tahu dari mana agama yang kalian anut adalah agama baik, karena masih banyak agama-agama diluar sana yang menurut orang juga baik, jangan bilang kalian mendapat keyakinan agama kalian baik dari kitab suci, karena di luar sana masih banyak kitab-kitab suci agama lain yang membenarkan agama mereka masing-masing baik, dan jangan bilang lagi kalian mendapat keyakinan agama yang kalian anut itu baik dari firman Tuhan, Tuhan yang mana? Tuhan Islam atau kirsten atau Tuhan yang lain. Saya berfirman "sesungguhnya, agama yang kalian anut hanyalah cerita turun temurun dari nenek moyang" .

Sebenarnya tidak ada masalah kalian beragama atau enggak, toh pada dasar'nya agama itu di ciptakan dengan niat baik, yang hanya ingin memperbaik'i moral-moral manusia, tapi yang jadi permasalahan ini, akibat negatifnya jika kita terlalu mem-fanatik-kan sesuatu yang kita anut, karena sesungguhnya terlalu fanatik itu juga nggak baik, apalagi kaya kita fanatik terhadap agama, kita lebih mengkedepankan agama daripada mengedepankan sikap yang humanis.

Saya terlahir sudah beragama, dan tentunya bukan saya yang memilih agama itu, karena orangtua juga ikut andil besar dalam permasalahan pemilihan 'agama saya' . Saya pernah mengutarakan kepada orangtua saya ingin mencoba 'agama yang itu' , tetapi bukan jawaban yang baik yang seperti saya bayangkan, malah serbuan senapan berupa kata-kata pedas sepedas kripik maicih level 10, habis itu mencret. Ya sudahlah mungkin alam semesta berkehendak lain, seiring berjalan'nya waktu saya menikmati ajaran agama saya dengan mulus, tanpa kejanggalan. Dan tibalah saat nya saya mulai merasakan kejenuhan dan pertanyaan besar yang luar biasa menghinggapi akal,pikiran, dan juga perasaan.. beribu-ribu pertanyaan menyerbu otak kecil saya, mulai dari saya ini diciptakan siapa, agama yang saya anut apakah sudah baik dari segala agama? apakah ada kehidupan setelah saya mati? apakah benar surga dan neraka itu ada? bahkan saya pernah berfikir antara ada dan tiada'nya Tuhan di semesta ini. Dimulai dari seribu pertanyaan itu saya mencoba mencarinya satu persatu, kalau pun kita mencari jawaban tersebut bermodalkan kitab suci itu nggak efisien dan enggak LENGKAP! dan sampai sekarang hasil'nya belum pas dan belum menyentuh nurani saya, saya berada dalam sebuah ke-Agnostic-an yang menurut wikipedia 
adalah suatu pandangan filosofis bahwa suatu nilai kebenaran dari suatu klaim tertentu yang umumnya berkaitan dengan teologi, metafisika, keberadaan Tuhan, dewa, dan lainnya yang tidak dapat diketahui dengan akal pikiran manusia yang terbatas. Seorang agnostik mengatakan bahwa adalah tidak mungkin untuk dapat mengetahui secara definitif pengetahuan tentang "Yang-Mutlak"; atau , dapat dikatakan juga, bahwa walaupun perasaan secara subyektif dimungkinkan, namun secara obyektif pada dasarnya mereka tidak memiliki informasi yang dapat diverifikasi.
Kenapa saya enggak jadi ATHEIS saja? saya menjawab enggak, ilmu dan nurani saya belum sampai ke hal tersebut, saya belum berani mempertanggungjawab-kan diri saya akan hal itu, walaupun teman-teman saya ada sebagian yang Atheis dan mereka lebih asik, lebih humanis dari pada mereka-mereka yang beragama.

Jadi sekarang saya itu menganut agama yang mana dan mau saya itu yang bagai mana? jawaban saya, saya masih mencari jawaban dari segala pertanyaan didalam diri saya yang belum saya temukan jawaban'nya.

Saya telah bersabda untuk kalian. Jangan merasa sesuatu yang kamu "anut" itu benar semua, pelajari dengan logika dan cerna dengan naluri dan keluarlah dari kenyamanan agama-mu dan temukan bahwa masih banyak agama-agama diluar sana yang lebih nyaman, dan rasakanlah diantara kenyamanan-kenyamanan itu terdapat kebimbangan dalam otakmu kemudian jangan takut untuk mempelajari semua keyakinan yang orang2 anut, dan kamu akan mendapat-kan sepercik kecerahan bahkan segudang ke-bohongan'an
hahaha!

SALAM SUPER.

0 komentar:

 

GOOD WOMAN Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos